Minggu, 23 Desember 2012

Ronaldo Tampubolon



  1. Pendekatan keruangan
  1. Objek material
  2. Objek formal
  1. Objek material merupakan objek yang dipelajari dalam geografi, yaitu semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer, meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.


  1. Aliran Inklusionisme
        Belajar geografi – diperhadapkan dengan analisis masalah yang menyangkut manusia dan alam. Manusia berada di luar alam. Alam dipandang sebagai lawan maupun sebagai kawan – artinya alam dapat ditundukkan (lawan) demi mencapai kesejahteraan hidup; alam juga dapat diajak untuk menyesuaikan kemauan manusia (kawan), maupun manusia itu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan alam. Faham yang memandang manusia dapat berdampingan dengan alam; manusia berada di luar alam disebut faham Eksklusionisme. Jadi geografi menganut faham eksklusionisme.

     3.  Aliran Determinisme
         Geograf Jerman bernama Friedrich ratzel (abad 19), memperkenalkan kata determinisme alam. Faham determinisme dikembangkannya disebut Anthropogeograple. Pengertian determinisme dalam studi geografi – hidup manusia di permukaan bumi dipengaruhi dari faktor cuaca, iklim, ketersediaan air, jenis tanah, batuan, flora dan fauna.
Faham determinisme alam maupun faham determinisme geografi termasuk dalam Environmentalisme (lingkungan), karena berbagai kegiatan manusia banyak ditentukan langsung biofisis (kondisi flora dan kondisi fauna dan kondisi udara, tanah, morpologi).

     4.  Aliran Possibilisme
        Paul vidal de La Blanch (geograf Perancis) mengembangkan faham possibilisme. Faham possibilisme ini muncul sebagai suatu reaksi atas faham aliran geografi determinisme alam dari RATZEL. Faham possibilisme ini memperlihatkan bahwa alam tidak menentukan budaya manusia. Alam hanya sekedar menawarkan berbagai kemugkinan dan batas-batas untuk lahirnya suatu budaya, dan manusia bebas untuk memilih.

     5.  Aliran Environmentalisme
           Jean Bodln (filsuf – politikus Perancis 1530-1596) mengembangkan faham environmentalisme. Faham environmentalisme tidak saja dikembangkan para geograf melainkan turut diikuti para filsuf dan politikus. Faham environmentalisme juga dikembangkan seperti MONTESQUIEU (filsuf Perancis dan tokoh Geografi agama) yang mengagumi peran topografi terhadap suatu Negara.

Perbedaannya:
  1. Faham inklusionisme

        Faham environmentalisme ini turut diikuti para filsuf dan politikus, yaitu peran topografi terhadap suatu Negara. Contohnya adalah peta dengan alam dan kehidupannya.

Ket: Paham yang saya setujui adalah faham determinisme.
        sebab determinisme dalam studi geografi dengan hidup manusia di permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor cuaca, iklim, ketersedian air, jenis tanah, batuan, flora dan fauna. Berbagai kegiatan manusia banyak ditentukan langsung dari kondisi flora, fauna dan kondisi udara, tanah, morfologi.
        Maka dapat dikatakan bahwa hidup manusia di permukaan bumi bergantung kepada kondisi alam (geografi) yaitu, cuaca, iklim, udara, tanah, air, flora dan fauna dengan kata lain manusia tidak bisa hidup tanpa adanya alam.

Tata Ruang Kota Dan Desa
A.    Tata Ruang Kota
 
    Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang perdesaan, sehingga perlu lebih diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah perkotaan dibagi dalam beberapa zona sebagai berikut:
1.    Perumahan dan permukiman
2.    Perdagangan dan jasa
3.    Industri
4.    Pendidikan
5.    Perkantoran dan jasa
6.    Terminal
7.    Wisata dan taman rekreasi
8.    Pertanian dan perkebunan
9.    Tempat pemakaman umum
10.    Tempat pembuangan sampah
    Dampak dari rencana tata ruang di wilayah perkoaan yang tidak diikuti adalah kesemrawutan kawasan mengakibatkan berkembangnya kawasan kumuh yang berdampak kepada gangguan terhadap sistem transportasi, sulitnya mengatasi dampak lingkungan yang berimplifikasi kepada kesehatan, sulitnya mengatasi kebakaran bila terjadi kebakaran.

B.     Tata Ruang Desa
 
    Desa merupakan suatu lokasi di pedesaan dengan kondisi lahan sangat heterogen dan topografi yang beraneka ragam. Pengertian Desa Desa merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur : Fisiografis Ekonomi Politik Kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain R. Bintarto (1977).
Unsur Fisiografis diantaranya tanah, air dan udara. Unsur Ekonomis yaitu aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Unsur Politik yaitu aktivitas manusia dalam pengaturan hidup bersama . Unsur Kultural yakni desa memiliki budaya / kebudayaan yang sangat kuat, baik berupa adat kebiasaan maupun kebendaan.
Unsur Pokok Desa Daerah/wilayah Daerah meliputi lokasi, luas, batas-batas wilayah, keadaan tanah, dan pola penggunaannya. Setiap desa memiliki potensi, berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia.

    Awan

  1. Awan Cirrus

        Cumulonimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal yang luas dan besar meninggi, serta sering menimbulkan hujan berangin ribut. Awan ini bisa membentuk “menara” berdiameter 10 km dengan puncak menyerupai kembang kol. Umumnya awan ini muncul di siang hari saat musim panas.

Ket: awan cumulus dan awan cumulonimbus termasuk Awan yang terjadi karena udara naik (500-1500m).

Gempa Bumi

     Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.

Penyebab terjadinya gempa Bumi

     Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

     Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut.Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.