- Pendekatan keruangan
- Objek material
- Objek formal
- Objek material merupakan objek yang dipelajari dalam geografi, yaitu semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer, meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
- Aliran Inklusionisme
Belajar geografi – diperhadapkan dengan analisis masalah yang menyangkut manusia dan alam. Manusia berada di luar alam. Alam dipandang sebagai lawan maupun sebagai kawan – artinya alam dapat ditundukkan (lawan) demi mencapai kesejahteraan hidup; alam juga dapat diajak untuk menyesuaikan kemauan manusia (kawan), maupun manusia itu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan alam. Faham yang memandang manusia dapat berdampingan dengan alam; manusia berada di luar alam disebut faham Eksklusionisme. Jadi geografi menganut faham eksklusionisme.
3. Aliran Determinisme
Geograf Jerman bernama Friedrich ratzel (abad 19), memperkenalkan kata determinisme alam. Faham determinisme dikembangkannya disebut Anthropogeograple. Pengertian determinisme dalam studi geografi – hidup manusia di permukaan bumi dipengaruhi dari faktor cuaca, iklim, ketersediaan air, jenis tanah, batuan, flora dan fauna.
Faham determinisme alam maupun faham determinisme geografi termasuk dalam Environmentalisme (lingkungan), karena berbagai kegiatan manusia banyak ditentukan langsung biofisis (kondisi flora dan kondisi fauna dan kondisi udara, tanah, morpologi).
4. Aliran Possibilisme
Paul vidal de La Blanch (geograf Perancis) mengembangkan faham possibilisme. Faham possibilisme ini muncul sebagai suatu reaksi atas faham aliran geografi determinisme alam dari RATZEL. Faham possibilisme ini memperlihatkan bahwa alam tidak menentukan budaya manusia. Alam hanya sekedar menawarkan berbagai kemugkinan dan batas-batas untuk lahirnya suatu budaya, dan manusia bebas untuk memilih.
5. Aliran Environmentalisme
Jean Bodln (filsuf – politikus Perancis 1530-1596) mengembangkan faham environmentalisme. Faham environmentalisme tidak saja dikembangkan para geograf melainkan turut diikuti para filsuf dan politikus. Faham environmentalisme juga dikembangkan seperti MONTESQUIEU (filsuf Perancis dan tokoh Geografi agama) yang mengagumi peran topografi terhadap suatu Negara.
Perbedaannya:
- Faham inklusionisme
Faham environmentalisme ini turut diikuti para filsuf dan politikus, yaitu peran topografi terhadap suatu Negara. Contohnya adalah peta dengan alam dan kehidupannya.
Ket: Paham yang saya setujui adalah faham determinisme.
sebab determinisme dalam studi geografi dengan hidup manusia di permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor cuaca, iklim, ketersedian air, jenis tanah, batuan, flora dan fauna. Berbagai kegiatan manusia banyak ditentukan langsung dari kondisi flora, fauna dan kondisi udara, tanah, morfologi.
Maka dapat dikatakan bahwa hidup manusia di permukaan bumi bergantung kepada kondisi alam (geografi) yaitu, cuaca, iklim, udara, tanah, air, flora dan fauna dengan kata lain manusia tidak bisa hidup tanpa adanya alam.
Tata Ruang Kota Dan Desa
A. Tata Ruang Kota
- Awan Cirrus